saya akan membahas tentang peljaran ips struktur sosial ..
langsung saja dan ga maun berlama-lama kita simak aja , ok ;)
1. Pengertian
Struktur Sosial
Anak yang
baru lahir, secara otomatislangsung memiliki status sosial yang melekat pada
orang tuanya. Tidak ada orang yang dapat menolak status sosial orang tuanya.
Status sosial biasanya juga dilihat dari ekonomi, yaitu kaya atau miskin. Masih ada pula yang membedakan status sosial seseorang atas dasar kasta, misalnya di Bali masih kenal sistem kasta, yaitu kasta brahmana (pendeta), kasta ksatria (penguasa), kasta waisya (pengusaha), dan kasta sudra (rakyat biasa).
Status sosial biasanya juga dilihat dari ekonomi, yaitu kaya atau miskin. Masih ada pula yang membedakan status sosial seseorang atas dasar kasta, misalnya di Bali masih kenal sistem kasta, yaitu kasta brahmana (pendeta), kasta ksatria (penguasa), kasta waisya (pengusaha), dan kasta sudra (rakyat biasa).
Berbicara
tentang struktur sosial, maka tidak terlepas dari pembahasan perilaku
masyarakat secara individu, maupun kelompok sesuai peran dan status mereka.
Seseorang menjalankan peran manakala ia menjalankan hak dan kewajiban yang
menjadi statusnya.
2. Peran
dan Status
a. Pengertian
peran
Jika
seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan statusnya maka, ia
telah menjalankan peran. Kesimpulannya adalah “peran melekat pada
kedudukannya”.
Seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perilaku teman-teman kelompoknya. Hubungan sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat merupakan hubungan antara peran-peran individu dalam masyarakat. Peran yang melekat pada seseorang lebih menekankan pada fungsi menyesuaikan diri, sedangkan status lebih bersifat statis/tetap. Misalnya status sebagai lurah berperan memimpin warga kelurahan, status sebagai dokter berperan mengobati pasien.
Seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perilaku teman-teman kelompoknya. Hubungan sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat merupakan hubungan antara peran-peran individu dalam masyarakat. Peran yang melekat pada seseorang lebih menekankan pada fungsi menyesuaikan diri, sedangkan status lebih bersifat statis/tetap. Misalnya status sebagai lurah berperan memimpin warga kelurahan, status sebagai dokter berperan mengobati pasien.
b. Pengertian
status
Status adalah
keadaan atau kedudukan seseorang dalam hubungannya dengan masyarakat di
sekitarnya.
Pada
umumnya di lingkungan masyarakat dikembangkan tiga macam status yaitu :
1) Ascribed status
Yaitu kedudukan seseorang dalam
masyarakat, tanpa memperhatikan perbedaan- perbedaan rohaniyah dan kemampuan.
Kedudukan ini secara otomatis diperoleh karena keturunannya. Status ini pula
ddiperoleh dengan sendirinya tanpa melakukan perjuangan dan bersifat alamiah
dalam kehidupan masyarakat.
2) Achieved status
Yaitu kedudukan yang diperoleh
seseorang dengan melalui perjuangan dan pengorbanan. Status ini diperoleh bukan
sejak lahir, tetapi terbuka secara umum bagi siapa saja yang dapat mencapainya.
3) Assigned status
Yaitu kedudukan yang diberikan
oleh suatu kelompok kepada seseorang karena jasa-jasanya dalam hal-hal
tertentu, baik berjasa kepada organisasi, masyarakat atau kepada negara.
c. Konflik
Status
Pertentangan
antara individu dengan statusnya dapat mengakibatkan kesalahan dalam mengambil
suatu keputusan. Konflik satus memang sering sulit dihindari karena kepentingan
individu tidak selamanya sama dengan kepentingan masyarakat maupun
organisasinya.
1. Pengertian
Konflik Sosial
Konflik
sosial merupakan proses sosial yang terjadi pada individu atau kelompok.
Masing-maisng pihak berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang
pihak lawan yang disertai ancaman atau kekerasan.
2. Faktor
Penyebab Terjadinya Konflik Sosial
a. Adanya
perbedaan pendapat
Perbedaan
pendapat, pandangan, pendirian dan perbedaan perasaan akan melahirkan bentrokan
antara individu atau kelompok.
b. Adanya perbedaan budaya
Kepribadian
individudengan individu lainnya sangat tergantung dari pola-pola kebudayaan
dari kelompoknya, keadaan tersebut dapat menyebabkan pertentangan antara
mereka.
c. Adanya
perbedaaan kepentingan
Perbedaan
kepentingan antarindividu maupun kelompok merupakan salah satu sumber
pertentangan. Kepentingan tersebut antara lain; kepentingan ekonomi, politik,
dsb.
d. Adanya
perubahan sosial
Perubahan
sosial yang berlangsung sangat cepat, mempengaruhi atau mengubah nilai-nilai
sosial yang ada dalam masyarakat.
3. Nilai
Positif Konflik Sosial
Konflik
sosial merupakan proses disasosiatif yang agak tajam, tetapi sebagai proses
sosial juga memiliki fungsi positif bagi masyarakat.konflik dalam bentuk lunak
dan dapat dikendalikan. Konflik digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu dan
menunjukkan sikap demokratis. Perbedaan pendapat sering terjadi dan sengaja
dibahas dan dipertahankan oleh kelompok-kelompok tertentu dengan tujuan mencari
alternative terbaik dan untuk menemukan kesamaan pendapat melalui musyawarah
mufakat atau pengambilan pendapat secara mayoritas melalui “voting”
4. Bentuk-Bentuk
Khusus Konflik
a. Konflik
Pribadi
Yaitu suatu
pertentangan yang terjadi antara individu dengan individu lainnya.
b. Konflik antar kelas-kelas sosial
b. Konflik antar kelas-kelas sosial
Yaitu pertentangan
yang terjadi antara kelompok kelas sosial tertentu denagn seseorang atau
kelompok kelas sosial yang lain. Biasanya hal itu terjadi antara kelas sosial
rendah dengan kelas sosial yang lebih tinggi.
b. Konflik
politik
Yaitu
pertentangan yang terjadi disebabkan adanya suatu keputusan politik baik di
dalam satu kelompok politik maupun antar kelompok politik. Sedangkan konflik
politik eksternal yaitu pertentangan yang terjadi antarpartai politik atau
antara kelompok penguasa dengan partai politik pesaingnya.
c. Konflik
rasional
Yaitu
pertentangan yang terjadi antara rasa atau suku tertentu yang dengan rasa tau
suku yang lain.
d. Konflik
kelompok agama
Yaitu
pertentangan yang terjadi yang disebabkan oleh suatu keyakinan, kepercayaan dan
ajaran agama.
5. Dampak
Akibat Konflik Sosial
a. Timbulnya
solidaritas dalam kelompok
Jika terjadi
pertentangan suatu kelompok denagn kelompok lain, maka solidaritas antar warga
dalam suatu kelompok biasanya akan tambah erat, mereka bersedia berkorban demi
keutuhan dan eksistensi kelompoknya.
b. Retaknya
persatuan
Apabila
pertentangan terjadi dalam suatu kelompok, maka akan berakibat retaknya
persatuan dan kesatuan dalam kelompok.
c. Perubahan
kepribadian para individu
Pertentangan
yang terjadi dalam suatu kelompok atau antar kelompok dapat menimbulkan
terjadinya perubahan kepribadian seseorang.
c. Hancurnya
harta benda dan korban manusia
Akibat adanya
pertentangan memungkinkan terjadinya suatu kehancuran fisik, harta benda dan
korban manusia.
d. Timbulnya
akomodasi dan dominasi
Jika kekuatan
pihak-pihak yang bertentangan seimbang, maka dimungkinkan timbulnya akomodasi.
Namun jika pertentangan tidak seimbang, maka menyebabkan akomodasi oleh pihak
yang menang terhadap lawannya.
HUBUNGAN ANTARA STRUKTUR SOSIAL
DENGAN MOBILITAS SOSIAL
1. Pengertian
Mobilitas Sosial
Mobilitas
sosial dapar diartikan sebagai perpindahan dari suatu struktur sosial ke arah
struktur sosial yang lainnya. Perpindahan itu mengakibatkan naik turunnya
kondisi status sosial seseorang atau kelompok.
2. Jenis-Jenis
Mobilitas Sosial
a. Mobilitas
sosial vertikal
Yaitu
mobilitas sosial yang berakibat naik atau turunnya status sosial. Contoh
mobilitas sosial vertikal yang menunjukkan perubahan naik, yaitu seorang
penjual es menjadi kepala desa, semula menjadi satpam dan kemudian menjadi
anggota DPRD. Contoh mobilitas sosial vertikal menurun yaitu semula menjadi
kepala dinas, pindah menjadi staf dipropinsi terpencil.
b. Mobilitas
sosial horizontal
Yaitu
mobilitas atau perpindahan yang tidak mengubah status.
Mobilitas sosial dapat terjadi pada individu, kelompok maupun masyarakat. Mobilitas sosial individu yaitu perpindahan atau perubahan status sosial seseorang yang dialami secara individu. Mobilitas sosial kelompok yaitu perubahan status sosial yang dialami oleh suatu kelompok.
Mobilitas sosial dapat terjadi pada individu, kelompok maupun masyarakat. Mobilitas sosial individu yaitu perpindahan atau perubahan status sosial seseorang yang dialami secara individu. Mobilitas sosial kelompok yaitu perubahan status sosial yang dialami oleh suatu kelompok.
Mobilitas
sosial masyarakat yaitu perubahan status sosial masyarakat secara bersamaan.
3. Proses
Terjadinya Mobilitas Sosial
Proses
mobilitas sosial dapat terjadinya karena berbagai faktor antara lain:
a. Keadaan
alam/geografis
Keadaan alam
yang sudah tidak dapat mendukung dapat mendorong seseorang untuk melakukan
mobilitas sosial.
b. Ekonomi
Faktor utama
pendorong mobilitas sosial yaitu ekonomi. Setiap manusia berusaha untuk dapat
memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya. Mereka bekerja dan berusaha
untuk dapat mengubah kondisi yang dialami.
c. Pendidikan
Pada umumnya
setiap orang memiliki cita-cita untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi.
Orang tua pada umumnya menginginkan anaknya memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang melebihi dirinya.
d. Persaingan
Persaingan
yang terjadi baik antar individu maupun antar kelompok mendorong pula
terjadinya mobilitas sosial. Setiap individu atau kelompok berkeinginan unutk
dapat melebihi kedudukan/status dari individu atau kelompok lainnya.
4. Dampak
Mobilitas Sosial
a.
Dampak positif mobilitas naik
Apabila
harapan-harapan seseorang kelompok dapat terpenuhi, maka ia merasa bahagia, di
samping itu ia merasa puas, karena kebutuhannya terpenuhi dan penghasilannya
meningkat. Berdasarkan perasaan kepuasan di atas maka dapat dikatakan dampak
positif dari mobilitas sosial naik adalah sebagai berikut:
1) Adanya perasaan kepuasaan dan kebahagiaan
1) Adanya perasaan kepuasaan dan kebahagiaan
2) Adanya
peningkatan penghasilan dan pemenuhan kebutuhan
3)
Peningkatan pengetahuan dan keterampilan
4) Peningkatan
status sosial
b. Dampak
negatif mobilitas naik
Dampak
negatifnya yaitu: rasa kecemburuan dan timbulnya ketidak harmonisan hubungan
karena perubahan sikap.
b.
Dampak positif mobilitas turun
Yaitu
kesadaran atas segala kekurangan dirinya dan berusaha untuk merubahnya,
memperoleh pengalaman untuk bekal sehingga lebih berhati-hati, dan mengingatkan
bahwa manusia memiliki keterbatasan oleh karena itu perlu meningkatkan dan
pendekatan diri kepada Sang Maha Pencipta.
c.
Dampak negatif mobilitas turun
Yaitu: adanya
perasaan tidak puas, kecewa dan kurang bahagia, adanya perasaan kecemburuan,
rasa rendah diri dan kurang percaya diri, memungkinkan timbulnya sikap putus
asa dan tidak bersemangat.
Terdapat
hubungan antara struktur sosial dengan mobilitas sosial. Semakin tinggi
struktur sosial masyarakat, maka semakin naik mobilitas sosialnya, sebaliknya
semakin rendah struktur sosial seseorang, maka mobilitasnya semakin menurun.
Catatan IPS BAB II SMK kelas XI
semester I
KELOMPOK SOSIAL DALAM MASYARAKAT
MULTIKULTURAL
1. Kelompok-Kelompok
Sosial
a. Pengertian kelompok sosial
Pergaulan
dapat diartikan sebagai kumpulan kepentingan peorangan, pengaturan sikap orang
yang satu terhadap orang yang lain dan pemusatan orang-orang dalam
kelompok-kelompok tertentu untuk kepentingan bersama.
Kelompok
sosial merupakan perwujudan dari pergaulan hidup atau kehidupan bersama.
b . Kriteria kelompok sosial
Soerjono
Soekanto, mengatakan bahwa kumpulan manusia dapat disebut sebagai kelompok
sosial apabila memenuhi persyaratan tertentu, yaitu;
a. Setiap
anggota kelompok harus sadar bahwa ia merupakan sebagian dari kelompok yang
bersangkutan,
b. Ada
hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya.
c. Ada faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideology politik yang sama, dsb.
d. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
2. Bentuk-Bentuk Kelompok Sosial
c. Ada faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu, sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideology politik yang sama, dsb.
d. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku.
2. Bentuk-Bentuk Kelompok Sosial
Menurut Selo
Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, kelompok sosial merupakan perwujudan dari
kehidupan bersama pergaulan hidup yang sangat beraneka ragam. Selanjutnya
dinyatakan bahwa diantaranya yang penting adalah keluarga, organisasi
diberbagai lapangan kehidupan (ekonomi, politik, kesenian, keagamaan) dan
masyarakat-masyarakat setempat (ketetanggaan, desa, kota, dsb).
Masyarakat adalah salah satu tipe kelompok yang dikembangkan oleh manusia. Society adalah kelompok fungsional yang menempati suatu daerah geografis yang jelas. Society merupakan sekelompok orang yang telah menjadi satu kesatuan wilayah, fungsional, dan kultural, artinya bahwa disamping sebagai suatu kesatuan sosial yang menempati suatu daerah geografis yang dapat ditentukan, juga sebagai suatu kesatuan sosial yang para anggotanya diikat oleh ikatan-ikatan ketergantungan satu sama lain, society juga merupakan kelompok yang para anggotanya sama-sama mempunyai wariasn kebudayaan yang jelas, yang secara unik menjadi kepunyaan mereka.
Masyarakat adalah salah satu tipe kelompok yang dikembangkan oleh manusia. Society adalah kelompok fungsional yang menempati suatu daerah geografis yang jelas. Society merupakan sekelompok orang yang telah menjadi satu kesatuan wilayah, fungsional, dan kultural, artinya bahwa disamping sebagai suatu kesatuan sosial yang menempati suatu daerah geografis yang dapat ditentukan, juga sebagai suatu kesatuan sosial yang para anggotanya diikat oleh ikatan-ikatan ketergantungan satu sama lain, society juga merupakan kelompok yang para anggotanya sama-sama mempunyai wariasn kebudayaan yang jelas, yang secara unik menjadi kepunyaan mereka.
a.
Kelompok primer
Menurut
Soerjono Soekanto “kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai
ciri-ciri kenal mengenal antara anggota-anggotanya, serta kerja sama erat yang
bersifat pribadi.
Syarat-syarat
yang sangat penting adanya suatu kelompok primer yaitu;
1) Anggotanya kelompok tersebut secara fisik berdekatan satu dengan yang lainnya,
1) Anggotanya kelompok tersebut secara fisik berdekatan satu dengan yang lainnya,
2) Kelompok
tersebut adalah kecil,
3) Adanya
suatu kelanggengan hubungan antar anggota kelompok yang bersangkutan.
Terjadinya hubungan akrab,
individu-individu yang bersangkutan mau tak mau secara fisik harus saling
mengenal. Kenal-mengenal secara fisik memberi kemungkinan terbentuknya kelompok
primer, akan tetapi hal itu tergantung dari kemungkinan yang ditentukan oleh
kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.
Kelompok sosial mempunyai
norma-norma yang mengatur hubungan fisik antar anggotanya. Hubungan antara pria
dan wanita yang dibatasi oleh norma-norma. Kecilnya kelompok juga merupakan
salah satu syarat penting, oleh karena tidak mungkin seseorang pada waktu
tertentu berhubungan dengan sekian banyak orang sekaligus.
Keakraban hubungan antar
individu, sebetulnya tergantung dari seringnya individu-individu bersangkutan
berhubungan dan mendalami hubungan tadi. Semakin lama mereka berhubungan satu
sama lain, semakin akrab pula hubungan tersebut.
Persamaan tujuan dapat mempunyai dua arti. Pertama= bahwa individu yang bersangkutan mempunyai keinginan dan sikap yang sama, sehingga mereka berusaha untuk mencapai tujuan yang sama pula. Kedua= adalah bahwa salah satu pihak bersedia untuk berkorban demi kepentingan pihak lain.
Persamaan tujuan dapat mempunyai dua arti. Pertama= bahwa individu yang bersangkutan mempunyai keinginan dan sikap yang sama, sehingga mereka berusaha untuk mencapai tujuan yang sama pula. Kedua= adalah bahwa salah satu pihak bersedia untuk berkorban demi kepentingan pihak lain.
Hubungan-hubungan primer
mempunyai kecenderungan kearah tujuan yang sama. Secara ideal, hubungan primer
dianggap sebagai tujuan atau sebagai suatu nilai sosial yang harus dicapai.
Artinya bahwa hubungan tersebut harus bersaifat sukarela, di mana pihak-pihak
yang bersangkutan benar-benar merasakan adanya suatu kebebasan dalma
pelaksanaannya.
Hubungan primer bersifat pribadi dalam arti bahwa hubungan tersebut melekat pada kepribadian seseorang dan tak dapat diganti oleh orang lain.
Hubungan primer bersifat pribadi dalam arti bahwa hubungan tersebut melekat pada kepribadian seseorang dan tak dapat diganti oleh orang lain.
Suatu hal yang tampak adalah
bahwa tidak selalu kelompok-kelompok kecil tersebut hidup secara harmonis;
bahkan ada yang ditandai oleh rasa benci membenci dan konflik. Bahwa didalam
kehidupan sosial tak ada kelompok primer yang memenuhi persyaratan secara
sempurna dapat terlihat dari kenyataan bahwa dalam setiap masyarakat terdapat
norma dan nilai-nilai sosial yang sedikit banyaknya bersifat memaksa, yang
mengatur pergaulan hidup manusia. Hubungan primer murni masih dapat dijumpai
pada masyarakat yang sederhana organisasinya, misalnya di desa.
b.
Kelompok sekunder
Kelompok
sekunder yaitu kelompok-kelompok besar yang terdiri banyak orang. Bagaimana
hubungannya tak perlu berdasarkan kenal-mengenal secara pribadi, dan sifatnya
juga tidak begitu langgeng.
Suatu bangsa
merupakan kelompok sekunder, akan tetapi memiliki pula beberapa ciri kelompok
primer yaitu faktor tujuan yang sama dan derajat kelanggengan yang tertentu.
Hubungan-hubungan
antar manusia tak mungkin semata-mata didasarkan atas kontrak. Pasti harus ada
rasa kesetiaan dan pengabdian terhadap kelompok serta pola perilaku yang
berlaku dalam kelompok. Rasa kesetiaan dan pengabdian tadi, tak mungkin timbul
dengan sendirinya, akan tetapi merupakan hasil dari hubungan antar manusia yang
akrab.
Oleh sebab itu adanya kelompok primer merupakan syarat mutlak terbentuknya kelompok sekunder. Dalam kelompok primer individu mengidentiikasikan dirinya dengan orang lain, memperoleh kebebasan, merasakan cinta dan keadilan. Tanpa semua itu, kelmpok sekunder seolah-olah merupakan pohon tanpa akar yang sewaktu-waktu dapat tumbang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa syarat-syarat dan sifat-sifat kelompok primer dan kelompok sekunder saling isi mengisi dan dalam kenyataan tak dapat dipisah-pisahkan secara mutlak.
Oleh sebab itu adanya kelompok primer merupakan syarat mutlak terbentuknya kelompok sekunder. Dalam kelompok primer individu mengidentiikasikan dirinya dengan orang lain, memperoleh kebebasan, merasakan cinta dan keadilan. Tanpa semua itu, kelmpok sekunder seolah-olah merupakan pohon tanpa akar yang sewaktu-waktu dapat tumbang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa syarat-syarat dan sifat-sifat kelompok primer dan kelompok sekunder saling isi mengisi dan dalam kenyataan tak dapat dipisah-pisahkan secara mutlak.
Perkembangan Kelompok Sosial
dalam Masyarakat Multikultural
1.
Masyarakat Setempat (community)
a. Pengertian
masyarakat setempat
Suatu
kelompok, baik kelompok besar maupun kecil, hidup bersama sedemikian rupa
sehingga merasakan bahwa kelompok tersebut dapat memenuhi
kepentingan-kepentingan hidup utama, maka kelompok tadi disebut masyarakat
setempat atau community.
b. Kriteria
suatu masyarakat setempat.
Kriteria
utama adanya suatu masyarakat setempat yaitu adanya social relationship antara
anggota suatu kelompok. Mereka bertempat tinggal di suatu wilayah geografis
dengan batas-batas tertentu dan dia antara mereka terjadi interaksi yang lebih
besar dibandingkan dengan penduduk di luar batas wilayahnya. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa masyarakat yaitu suatu wilayah kehidupan sosial yang
ditandai adanya hubungan sosial yang lebih mendalam dan memiliki perasaan
saling memerlukan, senasib dan sepenanggungan (community sentiment).
2.
Masyarakat Desa dan Masyarakat Kota
a. Masyarakat
Desa
Masyarakat
desa memiliki hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam dibandingkan
masyarakat kota.
Kepala desa,
tokoh masyarakat dan golongan kaum tua lebih dominan berpengaruh dan memegang
peranan penting serta menjadi tokoh panutan bagi warga setempat dan
keputusan-keputusannya sangat mengikat bahkan telah dijadikan pedoman dalam
kehidupan sehari-hari dan menjadi adat setempat.
Rasa persatuan sangat kuat dan menimbulkan saling kenal mengenal dan saling tolong-menolong atau gotong royong dalam segala hal.
Rasa persatuan sangat kuat dan menimbulkan saling kenal mengenal dan saling tolong-menolong atau gotong royong dalam segala hal.
b. Masyarakat
Kota
Kehidupan
masyarakat kota, cenderung mengarah individual dan kurang mengenal antara warga
yang satu dengan yang lainnya meskipun tempat tinggalnya berdekatan. Rasa
persatuan tolong-menolong dan gotong royong mulai pudar dan kepedulian sosial
cenderung berkurang.
c. Perbedaan
masyarakat desa dan masyarakat kota
1)
Masyarakat kota memiliki ciri-ciri sbb;
a. Terdapat
spesialisasi dari variasi pekerjaan,
b. Penduduknya
padat dan bersifat heterogen,
c. Norma-norma
yang berlaku tidak terlalu mengikat, dan
d. Kurangnya
kontrol sosial dari masyarakat karena sifat gotong royong mulai menurun.
2)
Masyarakat desa memiliki ciri-ciri sbb:
a. Jumlah penduduk tidak terlalu padat dan bersifat lebih
homogeny,
b. Kontrol
sosial masih tinggi,
c. Sifat
gotong royong masih kuat,
d. Sifat
kekeluargaannya masih ada.
3. Perubahan Masyarakat Desa
menjadi Masyarakat Kota
Perubahan masyarakat desa
menjadi masyarakat kota disebabkan adanya perubahan ekonomi secara menyeluruh
di lingkungannya yang mempengaruhi masyarakat desa tersebut dan perubahan dalam
kegiatan manusia.
Aneka Ragam Kelompok Sosial
dalam Masyarakat Multikultural
1.
Paguyuban dan Patembayan
a.
Paguyuban (Gemeinschaft)
Yaitu
merupakan bentuk kehidupan bersama yang anggota-anggotanya diikat oleh hubungan
batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungannya
yaitu rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang dikodratkan. Kehidupan
tersebut juga bersifat nyata dan organis, sebagaimana dapat diumpamakan dengan
organ tubuh manusia. Bentuk paguyuban terutama akan dapat dijumpai di dalam
keluarga, kelompok kerabat, rukun tetangga.
a. Patembayan (Gesellschaft)
a. Patembayan (Gesellschaft)
Yaitu
merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka waktu yang pendek,
bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran belaka. Strukturnya bersifat
mekanis sebagaimana dapat diumpamakan dengan sebuah mesin. Bentuk gesellschaft
terutama terdapat di dalam hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan timbal
balik, misalnya ikatan antara pedagang, organisasi dalam suatu pabrik atau
industri dsb.
2.
Formal Group dan Informal Group
Formal Group
adalah kelompok-kelompok yang mempunyai peraturan-peraturan yang tegas dan
dengan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan
antara anggota-anggotanya.
Informal
Group merupakan kebalikan dari formal group. Dan informal group tidak mempunyai
struktur dan organisasi tertentu yang pasti.
3.
Membership Group dan Reference Group
Menurut
Robert K. Merton: Membership Group merupakan kelompok di mana setiap orang
secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut.
Reference
Group adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang (bukan anggota
kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Dengan kata lain, seseorang
yang bukan anggota kelompok sosial bersangkutan mengidentifikasi dirinya dengan
kelompok tadi.
Antara
Reference Group dan Membership Group agak sulit dipisahkan. Misalnya: seorang
anggota partai politik yang kebetulan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
DPR merupakan membership group baginya, akan tetapi jiwa dan jalan pikirannya
tetap terikat pada reference group-nya yaitu partainya. Hal ini kadang-kadang
menampakkan segi-segi negatif karena anggota dewan yang terhormat tadi
terlampau berpegang pada prinsip-prinsip reference group.
4.
Kelompok-kelompok Sosial yang Tidak Teratur
Kelompok-kelompok
sosial yang secara relatif tidak teratur. Bentuk kelompok sosial yang tidak
teratur, antara lain:
a. Kerumunan
Kerumunan
adalah kehadiran orang-orang secara fisik.
Bentuk-bentuk
umum kerumunan yaitu:
1) Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial.
Fungsinya
yaitu sebagai penyalur ketegangan-keteganggan yang dialami orang karena
pekerjaan sehari-hari, misalnya: orang yang berpesta, berdansa, dsb.
2) Kerumunan
yang bersifat sementara
Kumpulan yang
kurang menyenangkan, misalnya orang-orang yang antri karcis, orang-orang yang
menunggu bis, dsb.
Kerumunan
orang-orang yang sedang dalam keadaan panik, yaitu orang-orang yang
bersama-sama berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya.
3) Kerumunan
yang berlawanan dengan norma-norma hukum
Kerumunan yang berstindak emosional, kerumunan yang bersifat immoral.
Kerumunan yang berstindak emosional, kerumunan yang bersifat immoral.
b. Kepanikan
Adalah suatu
kondisi emosi yang diwarnai oleh keputusasaan, ketakutan yang tidak terkendali.
b. Perilaku
massa
Massa berbeda
dengan kerumunan. Para penonton pertandingan sepakbola merupakan kerumunan.
Sedangkan orang yang menonton melalui televisi merupakan massa.
Massa yaitu
sejumlah orang yang relatif berjumlah besar dan tidak dikenal dan yang memberi
reaksi terhadap satu arah atau lebih rangsangan tetapi secara sendiri-sendiri
memperhatikan satu sama lainnya.
Perilaku
massa yaitu bentuk perilaku kelompok yang dilakukan secara individual, yang
tidak terorganisir, tidak terstruktur dan tidak terkoordinasi. Misalnya: massa
pengunjung pasar malam, massa peserta kampanye pemilihan umum. Jika tidak dapat
dikendalikan. Maka berdampak negatif misalnya: kerusuhan, pengrusakan, dsb.
d.
Desas-desus
Yaitu berita
yang menyebar secara cepat dan tidak berlandaskan fakta. Desas-desus merupakan
bentuk perilaku msyarakat yang menarik perhatian tentang sesuatu keadaan atau
kejadian yang belum tentu kebenarannya.
e. Gerakan
sosial
Gerakan
sosial merupakan salah satu bentuk utama dari perilaku masyarakat. Gerakan
sosial adalah suatu kolektivitas yang melakukan kegiatan dengan kadar
kesinambungan tertentu untuk menunjang atau menolak perubahan. Gerakan sosial
bukan sebagai suatu wujud perasaan tidak puas terhadap keadaan.
5.
Dinamika Kelompok Sosial dan Perubahan Sosial Budaya
a. Kelompok sosial
Kelompok
sosial merupakan kelompok dinamis dan setiap saat mungkin saja mengalami
perkembangan atau perubahan.
Misalnya:
kelompok kelompok sosial yang mengalami perubahan karena pengaruh dari luar,
keadaan yang tidak stabil dalam kelompok sosial terjadi karena adanya
konflik/persaingan, dsb.
b.
Perubahan sosial budaya
Perubahan-perubahan
sosial budaya terjadi karena adanya perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
latar belakang geografis, tuntutan ekonomi, biologis, dan faktor lainnya.
Perubahan tersebut juga termasuk perubahan di bidang budaya, adat, nilai-nilai,
norma-norma yang dianut oleh kelompok masyarakat tertentu.
Penyebab perubahan di antaranya dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi, komunikasi, transportasi maupun urbanisasi.
Penyebab perubahan di antaranya dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi, komunikasi, transportasi maupun urbanisasi.
Perubahan
masyarakat dalam arti luas diarahkan sebagai perubahan dalam arti positif dan
negatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar